Minggu, 11 Oktober 2015

Satu Banding Seribu

Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara.Walau saat itu usiaku terbilang masih anak-anak.Aku suka ngebantu ibu dalam pekerjaan rumah.

Siang itu sehabis dhuhur ibu berpamitan untuk pergi kesawah .Bapak pun kerja.
Dan ibu kasih aku tugas untuk ngejaga adex yg masih berusia 5tahunan,sedangkan aq waktu itu berusia 9thn.Kami selisih 4thn.
Bukan hanya ngejaga adek.Tapi juga aku harus ngejaga Lemari elektrik yang didalamnya ada beberapa lampu,termometer,penampan air dan juga ada beribu telur bebek yg nantinya jika waktunya tiba ia nya akan menjadi seekor anak bebek yg mungil n lucu lucu.
Pesan ibuku,Jika termometernya mencapai diatas 80drajat itu pasal aku harus ngebuka semua jendela pada lemari elektrick tersebut.Dan jika air dalam penampan hampir habis aku harus menambahkannya sesuai aturan.
Aku mengiyakan saja karena ini bukan yang pertama kalinya aku ngebantu ibu.

Jam pun menunjukkan pukul 13:00WIB.
Aku siap-siap pergi berangkat sekolah madrasah bersama adek tercintaku.
Pelajaran telah dimulai lalu istirahat dan dilanjutkan pelajaran lagi sampai usai.
Biasanya ketika istirahat aku pulang walau gak ngapa-ngapain,karena jarak antara madrasah dan rumah kami teramat dekat.Tapi entah kenapa waktu itu aku lupa padahal juga ada tugas yang harus aku kerjain dirumah seperti Pesan ibu tadi.

Aku pulang bersama adex.Ketika dalam perjalanan aku jumpai ibuku pulang dari sawah.Dan ibuk bertanya.
"Gimana lemari penetas telurnya nak..?Telur-telurnya gak sampe kepanasan kan?"
Aku teramat sangat kaget dikejutkan dengan pertanyaan ibu.
Aku nyengir aja hanya bilang maaf karena lupa.
Ibu terkejut langsung nyamperin lemari itu sembari ngebukanya.
"Ya Allah Gusti"....Teriak ibu.
Ternyata air yang ada di semua penampan tersebut habis tak tersisa.Termometerpun melonjak sampai pada batas maximal.Semua lampu yang tadinya menyalapun kini padam.
Ibu ngomel ngomel marah-marah gak jelas.Aku sedih ngeliatnya.
Tak lama Bapak pulang dan bertanya kenapa.Ibu gak bisa jawab dan akulah yang jelasin ke bapak.Bapak coba nenangin ibuk.Malamnya bapak dan ibu memeriksa ribuan telur itu.Apakah masih ada harapan untuk bisa menetas menjadi sesuai apa yang di harapakan atau sebaliknya.Dan Ternyata hasilnya nihil.
Dari Seribu telur itu yang masih sehat cuman satu.Yang 999 telur lainnya gosong tak tersisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar