Senin, 26 Oktober 2015

Pesta Siaga

Memang benar mungkin ya lagunya Marshanda itu yang konon ceritanya masa masa indah adalah masa di sekolah.hehe...

Semasa sekolah aku memang termasuk anak yang aktif dalam mengikuti Kegiatan sekolah.Seperti pesta siaga dikelas 4SD.Kemah dikelas 6.
Pernah juga mewakili sekolahku untuk lomba cerdas cermat sekecamatan dan lomba pelajaran P.A.I (Pendidikan Agama Islam),Walau hasilnya juga kurang memuaskan dan gak bisa jadi yang terbaik di sekecamatan tapi seenggaknya aku cukup berani untuk maju dan berjuang.😄😄😄
Oh ya waktu SMP kelas 1 juga pernah nilai ulangan Komputer & Bahasa Indonesia ku terbaik satu kelas lho dengan nilai 9,64 dengan mengulas tuntas soal "MAJAS" pelajaran Bahasa Indo.ibu guru Wahyu ngasih hadiah amplop kecil yang berisi uang Rp5000 waktu itu.
Alhamdulillah 5hari aku gak minta uang saku ke ibuku,karena ditiap harinya uang saku ku bernominal seribu rupiah.

Kembali kebangku kelas 4SD.Sekolah kami ada Kegiatan Pesta Siaga.Selain anak murid kelas 6,
Bu guru memilih 3 orang anak perempuan dan 3 anak laki2 kelas 4 untuk mengikuti Kegiatan tersebut.Dan namaku tercantum didalamnya alhamdulillah.😊😊😊

Singkat cerita kan ada anak-anak dari SD lain yang sedang berjalan dengan membawa ember besar yang warna merah itu berisi air penuh didalamnya untuk persiapan masak mungkin.
Aku yang baru mandi dan berjalan dibelakangnya lalu menghampirinya dengan sengaja aku mengobek/memasukkan tanganku kedalam air tersebut lalu aku lari terbirit-birit secepat aku bisa karena takut mereka marah.
Anehnya mereka gak marah cuman bilang "Piye Siiiiih" sembari memandangiku yang berlari dari kejauhan.😄😄😄
Aku melakukan itu dengan tujuan ngejahilin mereka agar air itu ke buang sia-sia dan mereka mengambil air lagi.
Kan Jauh ngambilnya.😄😄😄

Minggu, 11 Oktober 2015

Satu Banding Seribu

Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara.Walau saat itu usiaku terbilang masih anak-anak.Aku suka ngebantu ibu dalam pekerjaan rumah.

Siang itu sehabis dhuhur ibu berpamitan untuk pergi kesawah .Bapak pun kerja.
Dan ibu kasih aku tugas untuk ngejaga adex yg masih berusia 5tahunan,sedangkan aq waktu itu berusia 9thn.Kami selisih 4thn.
Bukan hanya ngejaga adek.Tapi juga aku harus ngejaga Lemari elektrik yang didalamnya ada beberapa lampu,termometer,penampan air dan juga ada beribu telur bebek yg nantinya jika waktunya tiba ia nya akan menjadi seekor anak bebek yg mungil n lucu lucu.
Pesan ibuku,Jika termometernya mencapai diatas 80drajat itu pasal aku harus ngebuka semua jendela pada lemari elektrick tersebut.Dan jika air dalam penampan hampir habis aku harus menambahkannya sesuai aturan.
Aku mengiyakan saja karena ini bukan yang pertama kalinya aku ngebantu ibu.

Jam pun menunjukkan pukul 13:00WIB.
Aku siap-siap pergi berangkat sekolah madrasah bersama adek tercintaku.
Pelajaran telah dimulai lalu istirahat dan dilanjutkan pelajaran lagi sampai usai.
Biasanya ketika istirahat aku pulang walau gak ngapa-ngapain,karena jarak antara madrasah dan rumah kami teramat dekat.Tapi entah kenapa waktu itu aku lupa padahal juga ada tugas yang harus aku kerjain dirumah seperti Pesan ibu tadi.

Aku pulang bersama adex.Ketika dalam perjalanan aku jumpai ibuku pulang dari sawah.Dan ibuk bertanya.
"Gimana lemari penetas telurnya nak..?Telur-telurnya gak sampe kepanasan kan?"
Aku teramat sangat kaget dikejutkan dengan pertanyaan ibu.
Aku nyengir aja hanya bilang maaf karena lupa.
Ibu terkejut langsung nyamperin lemari itu sembari ngebukanya.
"Ya Allah Gusti"....Teriak ibu.
Ternyata air yang ada di semua penampan tersebut habis tak tersisa.Termometerpun melonjak sampai pada batas maximal.Semua lampu yang tadinya menyalapun kini padam.
Ibu ngomel ngomel marah-marah gak jelas.Aku sedih ngeliatnya.
Tak lama Bapak pulang dan bertanya kenapa.Ibu gak bisa jawab dan akulah yang jelasin ke bapak.Bapak coba nenangin ibuk.Malamnya bapak dan ibu memeriksa ribuan telur itu.Apakah masih ada harapan untuk bisa menetas menjadi sesuai apa yang di harapakan atau sebaliknya.Dan Ternyata hasilnya nihil.
Dari Seribu telur itu yang masih sehat cuman satu.Yang 999 telur lainnya gosong tak tersisa.

Rabu, 07 Oktober 2015

Kasih Sayang Seorang Kakak

Sebagai seorang kakak,aku wajib menjaga dan melindungi adek-adekku.
Mengarahkannya pada hal kebaikan dan memberi contoh yang baik kepadanya.

Hari itu tepatnya hari minggu dan itu pasal sekolahku libur.Aku masih duduk dibangku kelas 3 SD.
Bapakku kerja dan ibuku pamit untuk pergi kesawah.Adikku yang masih berusia 4tahunan dalam penjagaanku.
Ketika siang menjelang,adikku terlelap dalam tidurnya.Aku masih tetap setia menjaga disamping sesekali mengipasinya.Adikku terlihat lucu dan imut saat tidur.Jadi gemes ngeliatnya jadi pengen cubit pipi tembemnya.😊😊

Sayup-sayup terdengar suara dari langit-langit atap rumah dan aku mendongak keatas.Astagaaaaaaa......!!!!Aku kaget setengah mati.Diatap sela-sela genting ada seekor ular putih yang bergelantung sembari menjulurkan lidahnya.
Maklum pada zaman itu kiri kanan dan belakang rumahku masih kebun liar.Jadi tak heran jika ada ular masuk rumah.
Aku shock dan tanpa pikir panjang kubangunkan adekku dan menggendongnya.
Aku berjalan setengah berlari keluar rumah.Kasihan adekku diwajah imutnya masih terlihat sayu tanda masih lesu.

Q jumpai ibuku ditengah jalan beraspal sana.Ibu terlihat sumringah ketika melihat kami yang menghampirinya.Sedikitpun tak kutemukan kelelahan diwajahnya.
Sungguh betapa besar pengorbanan seorang perempuan yang berjabatan "Ibu".Rela bekerja berpanas-panasan bermandi peluh demi membantu ekonomi ayah dan keperluan kami sehari-hari.Kapan aku bisa membantumu Duhai ibu... (pikirku dalam hati).
Ibu bertanya:
(lho kok ada dsni Nak..?Sudah makan belum?) Belum bu.Kami takut ada seekor ular putih yang bergelantungan diatap rumah.(jawabku)
Ibu mencoba menenangkanku lalu kami pulang bersama.
Setelah berberes...mandi sholat lalu ibu menyuapi kami makan.Sesekali candaan ibu membuat kami ketawa lepas.Sungguh bahagia kurasakan dan merasa nyaman terlindungi ketika ada didekatnya.
Sehabis dhuhur ibuku berkata ingin pergi kesawah lagi.Aku cukup meng-iyakan saja walau sebenarnya gak suka ibuku pergi meninggalkanku walau sebentar saja.

Akhirnya adek kuajak pergi sekolah madrasah.Ketika masih dalam pelajaran adek mulai mengantuk dan aku menyuruhnya untuk tidur dipangkuanku.
Klintiiiiiing....Klintiiiiiing...(bunyi lonteng tanda jam istirahat).Zaman aku kecil masih make lonteng dan belum ada bel.hehehe....
Adek masih terlelap dalam tidurnya dipangkuanku.Teman-teman keluar kelas untuk sekedar ngebeli jajan.Tapi aku masih dikelas bersama adek.Aku tak berani mengganggunya.Bahkan sekedar menggerakkan kakiku saja aku tak mahu.Takut adek bangun dan gak cukup tidur.Pelajaranpun dimulai lagi sampai jam Pelajaran telah usai tapi adek masih belum bangun juga.Sampai-sampai kakiku semutan tapi tetap aku tahan demi adek kesayangan.
Semua temen-temen pulang.Semua kelaspun terlihat sepi.
Pak guru sucipto menyapaku :
"Lho....kenapa belum pulang ?"
Eh ini pak adekku masih tidur aku gak mahu ngebangunin sampai adekku cukup tidur dan bangun sendiri. (Jawabku).
Pak guru hanya bilang
"hmmmmmm....Sembari menggelengkan kepalanya"😄😄
Dan gak lama kemudian adekku bangun lalu kami berdua pulang bersama.
Ku gandeng tangan adekku sambil deglok aku nak mlaku karena semutan tadi.😄😅

Sabtu, 03 Oktober 2015

Legenda Telur Satu ada Dua Kuning

Sejak kecil aku memang rajin dalam melakukan pekerjaan.Terlebih dengan pekerjaan rumah untuk sekedar membantu ibuku menyapu,mencuci piring,memasak, ngemong adek.
Pernah juga menggoreng tempe gak aku bumbuin apa-apa.Rasanya....????
Hhhhhhambar...😄😄😄
Maklum waktu itu aku masih berusia 7thn.😊

Kegiatan yang paling aku sukai saat liburan sekolah adalah Naik sepeda dengan ngeboncengin ranjang untuk mengambil telur bebek yang ada disawah.Oh ya pekerjaan Bapakku adalah angon bebek.Beliau mempunyai bebek berkisar antara 300-500san ekor bebek.Dari sanalah rizki kami bersumber.

Selain bisa menikmati pemandangan alam,juga ku ngerasain nikmat tersendiri waktu masuk kandang dan mengambili telur-telurnya.Wek.....Wek....wek...(bising suara bebek).Pernah kudapati telur yang lebih besar dari pada yang lainnya.Apa isinya ya....?? (Tanyaku dalam hati).
Karena aku penasaran kupecahin telur itu gitu aja.dan...."Proook"....!!!!!
(Kok dipecahin kenapa nak) Bapakku tanya.hehe...bingung akunya pak,lain dari pada yang lain soalnya.Takut isinya langsung jadi anak (kataku).Dan Bapak ketawa terbahak-bahak dengerin jawabanku.
Saat kupecahin isinya masih sama dengan telur-telur kebanyakan.Cuman yang ngebedain itu telur satu kok ada Dua kuning.Lalu Bapak berusaha ngejelasin yang konon legenda kisah ceritanya begini:

Dulu suatu ketika ada seorang anak muda yang keseharian pekerjaannya angon bebek.Dijumpainya seorang kakek-kakek tua.Lalu kakek itu bertanya :
"Hari ini bebeknya bertelor berapa nak..???"
"Ah cuman 200 doank pak sesuai bebeknya"(jawab pemuda itu).
Anak muda itu berbohong.Karena diceritakan pada legenda zaman dulu bebek satu bisa bertelur dua butir ditiap harinya.
Kakek itu tahu,karena dia tak lain adalah seorang wali.Kemudian kakek itu mengutuk bebek-bebek tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan anak muda itu waktu ditanya dan mencoba berbohong.☺

Begitu yang Bapak ceritakan kepadaku.
Soal benar tidaknya aku sendiri kurang tahu.Itu beneran atau Bapak hanya mencoba menghiburku kala itu.😄😄😄

Selasa, 22 September 2015

Hantu Bohongan

Kalo masih kecil nakal itu biasa,tapi kalo udah tua masih nakal itu baru luar biasa.^_^

Kejadian ini terjadi ditahun 1998.Waktu itu usiaku masih 8tahunan.
Aku bersama teman-teman kecilku suka bermain rumah-rumahan yang terbuat dari kandi (bhs jawa).
Kami juga suka menanam mangga mentah didalam tanah dengan tujuan supaya lekas matang dan bisa cepat dimakan.hahahaha.. 
(ada-ada aja ide anak kecil memang).

Aku dan mbak kolipah teman kecilku suka bermain dikebun sebelah selatan rumahku.Disana ada pohon jambu yang tingginya masih seperti tinggi orang dewasa.Mbak kolipah punya ide dan bilang ke aku "Neng...ayo pacak'i wet jambu iki diklambini ben koyo medi gawe medeni koncone dewe mengko bengi seng do bar muleh ngaji".
(Neng ...ayo dirias pohon jambu ini biar keliatan kek hantu buat nakut-nakutin teman kita yang pulang ngaji ntar malam).
"Ayo ra mbak tak rewangi"
(Ayo mbak aku bantuin) jawabku dengan semangat.

Lalu pohon jambu itu kita pakaikan baju putih lengan panjang dan tangannya adalah kayu.Kami rias pohon jambu tersebut seolah manusia tanpa kepala.
Di tangannya kiri kanan kami ikatkan tali rafiah panjang kami tarik dan hubungkan dilangit-langit batang pohon mangga yang ada didepannya sehingga tali itu bisa menghubungkan sampai pada rumah depan kebun tersebut.Jika tali itu ditarik-tarik maka tangan pohon jambu yang kita bikin tadi jadi bergerak-gerak.

Sorepun telah tiba.Waktunya kita berangkat mengaji saling menunggu.
Aku mbak anah dan mbak kolipah berangkat bareng.Aku yang paling kecil diantara keduanya.Selisih umur kami sekitar 4tahunan.Dan ketika mati lampu masih dalam mengaji.Aku suka nangis karena takut.Mbak anah dan mbak kolipahlah yang berusaha menenangkan aku dan menuntunku untuk mencari sandal.Dulu aku penakut dan gampang nangis waktu masih kecil.hahaha...
Sekarang aja udah dewasa masih gampang nangis kalo merasakan sakit apalagi terluka.hehe...kalo takut sih udah nggak tuh kayaknya.^_^

Ok lanjut ceritanya...
Pelajaran mengajipun telah usai.Temen-temen yang bawa oncor saling membagikan keteman yang tidak membawa oncor/pun trombol karena pada zaman dulu dijalan-jalan masih gelap gulita walaupun sudah ada lampu tapi cuman dirumah-rumah doank.
Mbak kolipah bisikin aku "Neng...aku tak mlayu muleh ndisek yo pak njalakke rencanane dewe,mengko nak sampean wes tekan pertelon ngarep omah njerit seng seru yo gayah weroh medi seng digawe awak'e dewe kae"
(Neng...aku lari pulang duluan ya mahu ngejalanin rencana kita yang tadi,ntar kalo kamu udah sampai dipertigaan depan rumah kamu kamu menjerit yng kenceng ya pura-pur liat hantu yang kita buat).
Ok mbak...siiip..(jawabku).

Dan begitu aku beserta rombongan teman-teman ngaji nyampe dipertigaan depan rumahku.Aku menjerit histeris
"Hiiiiiiiii....ono medi-ono medi"
(sambil menunjuk kearah hantuvyang tangannya bergerak-gerak).
Semua teman-teman pun saling menjerit tanda ketakutan sambil berlari sekencang mungkin melewati kebun yang berhantu itu.Ada juga yang berhentu karena takut mahu melewatinya.Ada juga yang menangis.
Suasana menjadi semakin rame,tetangga-tetanggapun keluar rumah untuk menyaksikan ada apa gerangan ?^_^
Aku masih ingat betul waktu itu Mas munib suami dari mbak les menuju kearah pertelon dengan membawa batu besar.haha...Akupun gak tahu mahu buat apaan.hik...hik...

Saat itu pula bersamaan dengan pulangnya rombongan ngaji teman laki-laki.Ada anak yang bernama Ropek,dia juga menjadi korban kenakalan kami.
Dia gak berani pulang lewat kebun tersebut karena dia melihat hantu tangannya bergerak-gerak.
Orang dewasa tetangga rumah akhirnya tahu kalo itu cuman hantu bohongan buatan kita.Mereka semakin tambah ketawa melihat reaksi Ropek yang ketakutan malah tambah ditakut-takutin juga.^_^
Akhirnya Ropek pulang berlari bersamaan dengan datangnya honda yang lewat menuju kearah selatan.

Senin, 21 September 2015

Waktuku Kecil

Sahabat pembaca tercinta...
Masa kecil adalah masa-masa dimana semuanya berasa bahagia dan seolah tak mengenal apa itu kesedihan.

Begitu juga dengan masa kecilku.Aku selalu disuguhkan dengan hal-hal yang membuat aku merasa senang.
Aku mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayangiku dan selalu melindungiku.
Bapakku...yang selalu mengajarkanku arti kehidupan dan tujuan hidup untuk menjadi seorang perempuan yang hebat yang mempunyai pendirian dan ketegasan untuk memilih sebuah pilihan yang terbaik untuk menuju kesuksesan dikehidupan mendatang.
Ibuku...slalu mengajarkanku untuk menjadi seorang yang peduli dan berbagi antar sesama yang membutuhkan.Karena harta tidak akan terkikis dan habis ketika diberikan ke orang lain tapi malah semakin bertambah banyak.(begitulah nasehat beliau)
Tahun 90an adalah dimana tahun aku dilahirkan.Aku anak pertama dan mempunyai satu adek perempuan dan satu adek laki-laki.
Kami dibesarkan dalam kehidupan yang sederhana tapi berasa sangat dan sangat bahagia.Begitulah yang aku rasakan.

Sewaktu kecil yang ada hanyalah bermain dan bermain.
Permainan yang dahulu sering aku mainkan bersama teman-teman yaitu permainan tradisional seperti ;
Sudamanda,Gonacok,Patok lele,Lompatan,Garji,Kempongan,dan masih banyak lagi deh pokoknya.^_^

Tak jarang juga kita berpanas-panasan mengukur jalan cuman sekedar untuk mencari capung dan menangkapnya.
Kami juga sangat gemar bermain kejar-kejaran ditengah derasnya hujan.
Dibawah terpaan butiran hujan itulah aku bebas mengekspresikan diriku sebaimana ekspresi yang aku inginkan.
Terkadang berteriak-triak,Menari-nari dan saling mencipratkan air.Aku sangat menikmati sensasi bermain hujan-hujanan.Entahlah...mungkin karena aku merasakan hal yang sangat luar biasa ketika melihat rintik-rintik air jatuh dari langit begitu saja.Aku sering menatap langit seolah-olah ingin tahu bagaimana air itu bisa turun dari langit.

Jadi kangen masa kecil....
Yang selalu polos dan tidak ada rekayasa dalam pertemanan.